di sebuah padang ilalang yang sangat luas, ilalang tampak tertunduk murung, sisa bening masih menetes di ujung daunnya,semut-semut yang kebetulan lewat di dekatnya pun bertanya, "kenapa engkau terlihat sedih wahai ilalang?". ilalalng pun menjawab, "sungguh aku tidak mengerti dengan keadaanku wahai semut, kenapa aku begitu kecil, lemah, dibenci, juga jelek". semut pun heran, kemudian dia bertanya lagi, "apa yang kau bicarakan ini ilalang?". tubuh ilalang bergoyang-goyang tertiup angin, "lihatlah keadaanku ini semut, tubuhku kecil, lemah, jelek, banyak yang tidak menyukaiku. kau lihat pohon itu?", sambil menunjuk ke arah sebuah pohon besar di tepi padang ilalang itu."pohon itu begitu gagahnya, aku ingin segagah dia", ia kembali tertunduk. semut mengangguk-angguk mendengarkan cerita sang ilalang.
semut kemudian mendekat dan naik ke tubuh ilalang, "ilalang sahabat, bukankah setiap makhluk diciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tidak ada yang sia-sia sahabat, yakinlah bahwa Tuhan Maha Adil, Allah Maha Adil.
tak lama terdengar gemuruh di langit, gumpalan awan hitam mulai menyelimut padang ilalang itu, kilatan-kilatan petir mulai terlihat di balik awan. "shabatku ilalang, sepertinya aku harus segera kembali ke sarangku, sebentar lagi akan ada hujan badai, aku harus berusaha berlindung" semut pun turun dari tubuh ilalang. "satu hal lagi ilalang, Allah Maha Adil...", semut pun mohon diri.
tak lama setelah semut pergi, hujan pun turun, disertai guruh yang menggelegar, kilat yang menyambar-nyambar, dan angin puting beliung yang luar biasa kencang. tubuh ilalang meliuk-liuk terombang-ambing dipermainkan angin. dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang dia tahu hanyalah dia harus bertahan. hujan badai masih berlangsung, ilalang tidak menyadari berapa lama bertahan, hingga ia tidak sadarkan diri.
***
mentari sudah tinggi, hangatnya perlahan menyebar menyusup ke seluruh padang ilalang. ilalang pun bangun dari tidurnya, mungkin dia tertidur ketika menghadapi badai kemarin. "selamat pagi ilalang sahabat, bagaimana keadaanmu?" sapa semut yang ternyata sudah berada di atas tubuhnya. "oh, ternyata kau semut, alhamdulillah aku baik-baik saja, mau kemana engkau wahai semut sahabat?", jawab ilalang. "oh, aku ingin ke pohon besar itu, dahan dan rantingnya banyak yang patah karena badai kemarin, dia pun hampir roboh, aku ingin kesana untuk mencari makanan", jawab semut. ilalang hampir tidak percaya dengan apa yang dia dengar. pohon yang dia kagumkan tenyata roboh. semut memperhatikan ilalang, "masihkan kau ingin menjadi seperti dia ilalang?" tanya semut. ialalang menggeleng. "setiap kita memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, mungkin dirimu hanyalah rumput liar yang tidak gagah, namun kau dapat bertahan dari badai kedahsyat apa pun".
ilalang pun berseri, mentari memancarkan cahayanya yang putih, menebar keindahan di padang ilalang itu...
semoga dapat di ambil ibrahnya.
0 komentar:
Posting Komentar