Minggu, 28 Februari 2010

Manajemen saki Hati


Penulis : Redaksi KSC
=====


Hampir
setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik
dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat sedih
dan gembira, rasa yang satu ini adalah suatu kewajaran dalam hidup
manusia. Apalagi, mengingat manusia adalah mahluk sosial, yang dalam
setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam. Dari masalah
sepele hingga masalah besar, dapat menjadi pemicunya. Misalnya berawal
dari perbedaan pendapat, adanya konflik atau ketidakcocokan, hingga iri
dan dengki. Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama bercokol dalam
hati, maka tidak sehatlah hati itu. Pemiliknya pun akan stress dan jauh
dari keceriaan. Lebih jauh lagi, hal itu bisa menjauhkan manusia dari
RabbNya. Na'udzubillaahi mindzaalik.

Bagaimana memenej rasa sakit hati, agar tidak membuahkan dosa dan
azabNya bagi kita sendiri? Allah dan RasulNya telah mengajarkan
kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa
sajakah itu?

1. Muhasabah (Koreksi Diri). Sebelum kita menyalahkan orang
lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita
merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti.
Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita sampai
bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat
kesalahan.

2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri, Dengki, dan Ambisi. Iri,
dengki, dan ambisi adalah beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan
untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat
seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandasi iman, seorang yang
ambisius cenderung akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
ambisinya.

Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan
terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan, dan pujian. Manusia
tidak akan tenang bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak
akan pernah bisa bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu
memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki
kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta
dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda, "Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang.
Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas
kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh
Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya. "
(HR. Bukhari).

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati. Bila
marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang manusia bertindak
tanpa pertimbangan akal. Jika akal sudah melemah, tinggallah hawa
nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu
mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin
menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, "Jika manusia keras hati, maka
kami bisa membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola."

4. Menumbuhkan Sifat Pemaaf. "Jadilah engkau pemaaf, dan
suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh." Demikian firman Allah dalam Al-Qur'an Surat
Al-A'raf : 199.

Allah sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hambaNya. Tak peduli
sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jika ia
bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan membukakan pintu maaf
selebar-lebarnya. Kita sebagai manusia yang lemah, tidak sepantasnya
berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain,
sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih
terasa lapang.

Rasulullah bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana engkau
berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan
tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik." (HR. Hakim dan At-Tirmidzi) .

5. Husnudhdhan (Berprasangka Baik). Allah berfirman, "Hai
orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya."
(QS. Al-Hujurat : 12).

Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim
lainnya sehingga ia melecehkan saudaranya. Ia mengatakan yang
macam-macam tentang saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik. Tentu,
itu adalah hal yang tidak dibenarkan. Akan tetapi, hendaknya setiap
muslim harus mawas diri terhadap titik-titik rawan yang sering
memancing tuduhan, agar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.

6. Menumbuhkan Sikap Ikhlas. Ikhlas adalah kata yang ringan
untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang ikhlas
dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki
pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Allah mengujinya dengan
kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Allah mengujinya dengan
kesusahannya pun, ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Allah akan
senantiasa memberikan yang terbaik bagi hambaNya. Orang yang ikhlas
akan lebih mudah memenej kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya
hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah ia mengantungkan harapan.

Bila anda sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat di atas.
Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada anda pun terasa lapang.
Insya Allah.

Maraji' :

- Minhajul Qashidin. Ibnu Qudamah

- Minhajul Muslim. Abu Bakr Jabir Al-Jazairi

Dari Majalah Nikah-6/I/2002

-----------sumber: kotasantri. com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

lihatlah bagaimana virus liberal menyerang


Vatikan Saja Berhak Menyatakan Pastur Menyimpang



Amat disayangkan bahwa keutuhan dan ketentraman kehidupan beragama yang
selama ini terus menerus diupayakan dijaga dan dirawat hanya menjadi
terancam oleh segelintir orang yang bertameng HAM berusaha memaksakan
kehendaknya tanpa mau tahu akibat dari tuntutan mereka yang tidak jelas itu.

Bersatulah anak-anak bangsa yang beragama dan waras! Sadarkan mereka yang
tidak mau tahu mana yang benar dan mana yang sesat!

salam,
Satriyo

---------- Forwarded message ----------
From: Koran Digital

Rabu, 24/02/2010 18:35 WIB
Uji Materi UU Penodaan Agama
Vatikan Saja Berhak Menyatakan Pastur Menyimpang dari Ajaran
*Didit Tri Kertapati* - detikNews

**
*Jakarta* - Pemohon uji materi UU No 1/PNPS/1965 tentang penodaan agama
dinilai tidak berpijak pada kebiasaan kebiasaan umum yang ada secara
universal. Saksi dari MUI, DR Adhian Husaini, mencontohkan Vatikan sebagai
pemegang otoritas tertinggi bagi umat Katolik, kerap menyatakan menyimpang
apabila ada pastur yang mengajarkan pemikirannya tidak berdasarkan ajaran
Katolik yang sebenarnya.

"Seorang Pastur Katolik terkenal di Jerman, akibat sikap kritisnya, Vatikan
mengeluarkan sebuah statemen yang menyatakan dia tidak diakui sebagai
teolog. Apa yang dilakukan oleh Vatikan tentu kita hormati, dan saya tidak
melihat ada yang menyatakan itu pelanggaran HAM, setidaknya sampai
sekarang," ujar Adhian di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat,
Selasa (24/2/2010).

Menurut Adhian, apa yang dilakukan oleh Vatikan bisa juga dilakukan oleh
umat Islam di Indonesia apabila menemukan ajaran yang dianggap menyimpang.
Dan kemudian umat Islam menyatakan itu adalah aliran sesat.

"Tentu umat Islam berhak menyatakan agama menyimpang dari ajaran agama
Islam. Begitu pun agama-agama lain. Umat Islam dan umat beragama yang lain
berhak mendapat perlindungan dari penodaan dan penyalahgunaan, itulah tujuan
dari UU No 1/PNPS/1965, " jelas pria yang di MUI duduk di komisi perbandingan
agama ini.

Adhian menambahkan, mengenai kultur agma dan bangsa Indonesia meruapakan
suatu hal yang telah melekat dan tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakatnya. Sehingga, menurut Adhian, perdebatan agama yang ada dalam
tata hukum Indonesia sudah selesai.

"Perjalanan bangsa kita tentang agama sudah selesai, tentang departemen
agama pernah diperdebatkan namun ketika founding father kita menyepakati,
maka selesai. Meski itu hanya anomali dari demokrasi liberal yang ada saat
itu," terang Adhian.

Adhian melanjutkan, apabila UU No 1/PNPS/1965 dihapuskan maka akan
menimbulkan bahaya, dimana akan tim penafsiran subjektif karena kondisi di
masyarakat yang dinamis. UU ini, kata Adhian, justru menjelaskan ada
tidaknya penodaan agama.

"Undang-undang ini menghimpun penafsiran-penafsir an yang bersifat subjektif,
dan dihadirkan ke dalam sidang sehingga penafsiran itu jadi objektif.
Kemudian diketahui benar atau tidak terjadi penodaan agama," tandasnya.

Uji materi UU Penodaan Agama diajukan oleh Aliansi Kebangsaan untuk
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Sidang ini disebut MK sebagai
sidang yang masif karena melibatkan banyak pihak. Sejak sidang digelar,
reaksi pro dan kontra berdatangan. Sidang ini dihadiri puluhan pengunjung,
termasuk massa FPI. *(ddt/irw)*

http://www.detiknew s.com/read/ 2010/02/24/ 183504/1306223/ 10/vatikan- saja-berhak- menyatakan- pastur-menyimpan g-dari-ajaran

Rabu, 24 Februari 2010

Berbahagialah Orang-orang ‘Aneh’



STUDIA Edisi 343/Tahun ke-8 (28 Mei 2007)


Ketika ada seorang muslimah yang mengenakan jilbab dengan baik dan benar, sesuai tuntunan syariat Islam, banyak orang merasa heran. Bahkan ada sebagian besar yang menganggapnya aneh. Sebab, di tengah maraknya busana wanita yang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita, muslimah yang mengenakan jilbab dengan sempurna tentunya adalah fenomena keanehan. Sebuah keterasingan.

Bahkan seringkali pemakai busana muslimah ini (kerudung lengkap dengan jilbabnya), dianggap kuno dan nggak nyetel dengan perkembangan jaman (walah, kalo ukuran modern adalah irit kain dalam berbusana, orang-orang Suku Asmat lebih modern dong, karena mereka cuma pake koteka doang?). Bagi muslimah yang termakan propaganda seperti ini, akhirnya mencoba berbaur dengan budaya yang ada. Pengen tetep mengenakan busana muslimah, tapi juga modis dan nggak mau dianggap aneh, maka maraklah pengguna busana muslimah yang nggak ngikut aturan Islam. Misalnya, pake kerudung doang, sementara tubuhnya nggak ditutupi jilbab, tapi malah mengenakan pakaian ketat baik baju maupun celana panjang. Ciloko!

Begitu pula ketika seorang Muslim yang mempertahankan keislamannya di tengah berserakannya ide sekularisme dijual di pasar bebas kehidupan, kerap disindir: “Jangan sok suci!” “Jangan sok alim!”, begitu kira-kira umpatan banyak orang kepadanya ketika ia tidak mau berbuat maksiat. Ia tetap tegar dengan keyakinannya meski harus menelan cemoohan dan sindiran dari pihak yang benci Islam. Ya, ternyata berpegang teguh kepada ajaran Islam dalam kondisi seperti saat ini, di tengah kehidupan sekularisme, menjadi sangat terasing dan dianggap aneh.

Sobat muda muslim, sebenarnya siapa pun boleh mengklaim dirinya paling benar. Tapi masalahnya, pasti kita bakalan bingung menentukan siapa yang benar dan paling benar kalo nggak ada batasan dan ukurannya. Iya nggak? Nah, sebagai muslim tentu aja standar kebenaran itu hanyalah Islam. Bukan yang lain. So, semua hal wajib disesuaikan dengan ajaran Islam. Baik-buruknya, terpuji-tercelanya, dan halal-haramnya harus pake aturan Islam. Sebab, Islam adalah cara hidup kita.

Oya, nggak perlu khawatir dianggap aneh, selama yang kita pegang adalah kebenaran Islam. Tak perlu minder apalagi patah semangat, selama yang kita yakini adalah Islam. Justru menjadi orang-orang yang dianggap aneh atau terasing dalam komunitas yang menurut ajaran Islam justru dianggap komunitas yang aneh adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Bahkan Rasulullah saw. memuji orang-orang yang terasing dalam kehidupan yang rusak. Rasulullah saw. bersabda: “Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.” (HR Muslim no. 145)

Dalam hadis lain, Rasulullah saw. memberikan kabar gembira kepada kaum Muslimin yang senantisa bersabar dalam menghadapi godaan dan rayuan kehidupan yang akan memalingkan dirinya dari Islam. Sabda beliau: “Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata,’Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka?” Rasululah saw. menjawab,”Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat).” (HR Abu Dawud, dengan sanad hasan)

Subhanallah. Rasulullah saw. memberikan penghargaan yang luar biasa kepada kita yang bisa bertahan dalam kondisi yang rusak ini. Meski hidup di tengah kemaksiatan, kita nggak tergoda untuk ikut larut dalam kehidupan yang rusak dan bejat. Malah sebaliknya bertahan dengan memeluk ajaran Islam sepenuh hati dan sekuat tenaga. Tak akan melepaskannya selama hayat masih dikandung badan. Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa menjaga diri dan berusaha untuk tetap istiqomah dalam kebenaran bersama Islam. Meski taruhannya adalah dianggap aneh atau bahkan diasingkan. Bukan hanya kita, tapi juga ajaran Islam yang kita peluk erat saat ini dianggap asing oleh mereka yang membenci Islam. Bersabarlah, sobat. Allah Swt. bersama dengan orang yang beriman kepadaNya dengan penuh keyakinan, beramal shalih dan bersabar.

Iman harus tetap hidup
Ketika cahaya iman tetap menyala dalam hati dan pikiran kita, insya Allah kita tak akan pernah berada dalam kegelapan. Iman akan hidup dan memberikan tenaga bagi kita untuk memandu ke jalan yang benar. Kita tak akan pernah terpengaruh dengan kerusakan yang melingkari kehidupan kita.

Ibarat ikan yang hidup di air laut yang penuh dengan garam. Air laut yang asin itu, selama ikan masih hidup bisa bergerak ke sana kemari, asinnya air laut tak akan mampu meresap ke dalam tubuhnya. Tapi begitu ikan mati, maka air laut yang asin itu akan dengan mudah menyusup ke dalam tubuhnya. Sehingga tubuh ikan itu menjadi asin.

Seorang Muslim yang keimanannya tetap hidup dalam dirinya, insya Allah tak akan mudah larut dalam kehidupan yang rusak. Oya, harus dipahami bahwa keimanan itu harus kita pelihara terus. Bagaimana cara memelihara agar iman tetap hidup?

“Iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang,” begitu sabda Rasulullah saw. Itu memang benar. Tapi Rasulullah saw. melanjutkan dalam hadis tersebut adalah, “iman bertambah dengan taat, dan iman bekurang dengan maksiat.”

Ya, ketika kita berbuat maksiat, maka tentu saja keimanan kita telah turun atau berkurang. Cepatnya pengurangan tergantung jenis kemaksiatan dan banyaknya kemaksiatan yang kita lakukan. Begitu pula bertambahnya keimanan akibat kita taat. Seberapa cepat bertambahnya? Itu bergantung jenis dan banyaknya ketaatan yang kita lakukan.

Itu sebabnya, nyalakan terus cahaya keimanan dalam hidup kita agar senantiasa menjaga kita. Bagaimana agar cahaya keimanan tetap menyala? Para sahabat, generasi awal kaum Muslimin yang berhasil dididik Rasulullah saw. mengaitkan aktivitas berpikir dengan keimanan. Mereka menjelaskan bahwa, “Cahaya dan sinar iman adalah banyak berpikir” (Kitab ad-Durrul Mantsur, Jilid II, hlm. 409)

Jadi, agar cahaya iman kita tetap menyala dalam kehidupan kita, banyaklah berpikir. Berpikir adalah proses terakhir setelah kita tahu dan belajar. Sebab, jika kita hanya tahu saja tentang Islam, tapi belum menyempatkan diri untuk belajar, maka besar kemungkinan kita tak akan pernah bisa mencapai derajat berpikir. Jadi, biasakan kita melalui proses KLT (Knowing, Learning, and Thinking: tahu, belajar, dan berpikir).

Jika kita tahu bahwa Islam mengajarkan kebaikan, maka kita akan belajar tentang kebaikan itu, dan berusaha untuk memikirkan bagaimana menyampaikan kebaikan itu kepada orang lain. Inilah yang insya Allah akan menjadikan cahaya iman tetap menyala bagi kita. Kita bukan hanya berusaha menyelamatkan diri sendiri, tapi berupaya juga menyelamatkan orang lain agar bisa menerima cahaya iman. Sehingga akan banyak orang yang berbuat untuk memelihara keimanan ini agar tetap hidup dalam diri mereka. Kita semua sebagai kaum Muslimin. Insya Allah.

Penyebab Islam terasingkan
Ada dua faktor yang bisa dianggap sebagai penyebab Islam menjadi terasing. Pertama, dari faktor internal. Kedua, dari faktor eksternal.
Apa saja faktor internal yang menyebabkan Islam terasingkan? Pertama, kaum Muslimin yang malas belajar. Ini akan menyebabkan kaum Muslimin tidak mengenal dan memahami, serta mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan benar. Ya iyalah, gimana mau mengamalkan ajaran Islam, wong dirinya aja nggak paham dengan ajaran Islam. So, jangan malas belajar ya.

Kedua, tidak terjalin ukhuwah dengan benar antar kaum Muslimin. Meski kelihatan bersama, tapi kaum Muslimin nggak bersatu. Jadinya, ya jalan masing-masing deh. Mereka yang aktif berdakwah seringnya dicuekkin, yang aktif maksiat juga nggak mau diingatkan. Oya, yang lebih parah sesama aktivis dakwah malah nggak akur. Halah! Padahal bersaudara itu adalah sebuah kenikmatan dari Allah Swt. Jika kita bersama dan bersatu, insya Allah kita akan terlihat sebagai kekuatan yang besar. Firman Allah Ta’ala:

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran [3]: 103)

Ketiga, sedikit atau bahkan hilangnya aktivitas dakwah. Ini akan menjadi faktor pelemah kekuatan Islam karena Islam tidak tersebar dan tidak diketahui banyak oleh kaum Muslimin (dan juga nonMuslim).

Keempat, berhentinya proses ijtihad. Ini menjadi bencana bagi kaum Muslimin karena banyak masalah baru nggak bisa terpecahkan dengan benar dan baik.
Kelima, hancurnya daulah Khilafah Islamiyah, sehingga nggak ada pelindung bagi kaum Muslimin. Akibatnya kaum Muslimin hidup dalam ‘kesendirian’ mereka masing-masing setelah induknya dibuang. Saat ini, kita terkotak-kotak di lebih dari 50 negara kecil yang tak memiliki kekuatan berarti karena disekat oleh nasionalisme. Nasionalisme telah membuat kaum Muslimin di masing-masing negara tak mau peduli dengan saudaranya yang berbeda negara. Menyedihkan banget!

Sobat, adapun faktor eksternal penyebab Islam menjadi terasing adalah upaya musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam melalui perang pemikiran dan budaya (ghazwul fikri dan ghazwuts tsaqafiy). Sehingga kaum Muslimin menjadi gamang dalam hidup bahkan sebagian besar merasa minder menyandang predikat Muslim. Mereka takut terasing dan akhirnya larut bersama kehidupan yang rusak: jadi hedonis dan permisif.

Itu sebabnya, mari kita bekerjasama untuk segera bangkit dari kondisi ini. Harus segera sadar, tahu, dan mau mengamalkan dan memperjuangkan Islam, tentu agar Islam tidak asing dan kaum Muslimin tidak merasa terasingkan. Kobarkan semangat dan tetap istiqomah bersama Islam. Allahu Akbar! [solihin: www.osolihin.wordpress.com]

Selasa, 23 Februari 2010

Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera



Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi "Discovery" pasti kenal
Mr.Jacques Yves Costeau. Ia seorang ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam
terkemuka dari Perancis.

Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar
samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam
bawah laut untuk ditonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia
menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena
tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada
dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari
tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai
berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu
pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban
yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun
menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Qur'an tentang
bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan
Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal bahrayni yaltaqiyaan, baynahumaa barzakhun
laa yabghiyaan..." artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas
yang tidak bisa ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas. Selain
itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tidak bercampur
airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar
dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari
surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhumaa lu'lu`u wal marjaan"
artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi kekagumannya
melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al-Qur'an
ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat
belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di
kedalaman samudera.


Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya
terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al-Qur'an memang sungguhsungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.
Dengan seketika ia pun memeluk Islam. Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah
melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Shadaqallaahul `Azhim.

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi
yang dikaratkan oleh air." Bila seorang bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan
hati-hati ini bersih kembali?" Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan
membaca Al-Qur'an."

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi
segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas
yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Sumber: Majalah Percikan Iman, Edisi 4 Tahun II

Aku Heran


EMBUN TAUSHIYAH - Senin, 22 Oktober 2001
Aku heran melihat orang berbangga dengan baju mewahnya,bukankah itu
menunjukkan kekurangannya bahwa ternyata ia mempunyai tubuh yang tidak
sempurna....dan aku berpikir apakah ia kelak akan dapat berbangga dengan
penampilannya itu di padang Masyhar.

Aku heran melihat orang berbangga dengan make-up dan aksesoris ditubuhnya,


bukakah itu menunjukkan bahwa wajahnya tidak sebagus aslinya...dan aku
berpikir apakah ia masih dapat berbangga kelak ketika berhadapan dengan
Rabbnya.

Aku heran melihat orang bangga dengan rumahnya yang megah,bukankah itu
menunukkan bahwa ia masih memerlukan tempat berteduh dibumi Allah yang
sudah ditundukkan untuknya ini,.....dan aku berpikir pakah ia masih dapat
berteduh kelak di MAsyhar ketika arak matahari hanya beberapa jengkal
darinya.

Aku heran melihat orang bangga dengan kendaraannya, bukankah itu
menunjukkan kelemahannya bahwa ia masih memerlukan sarana untuk bergerak
dibumi Allah yang kecil ini,.....dan aku berpikir apakah ia kelak masih dapat
berbangga dengan kendaraannya ketika harus melewati titian shirot yang
melintang diatas neraka.

Aku heran melihat orang bebangga dengan tanah luas dan kebun-kebun yang
dimilikinya ,bukankah itu menunjukkan bahwa ia masih memerlukan tempat
piakan di bumi Allah ini.....dan aku berpikir apakah ia kelak akan mampu
mendapatkan tanah disurga meskipun hanya beberapa sentimeter.

Aku heran melihat orang berlomba-lomba mencari makanan mewah hanya
untuk mengisi perutnya, bukankah itu menunjukkan dia masih memerlukan
benda lain untuk bertahan hidup ...dan aku berpikir apa makanannya kelak
diakhirat nanti.

nugroho' [phone_zoo@yahoo.com]

Senin, 22 Februari 2010

mutiara yang tak sempat melihat dunia


(dari milis sebelah)

Assalamu'Alaikum Wr. Wb,

Saudara seiman bacalah sekelumit cerita mengenai aborsi di bawah
ini(sungguh memilukan). Sesudah itu, sebutan apakah yang pantas bagi calon
Ibu Bapak yang membunuh anaknya melalui aborsi tanpa alasan yang
dibenarkan Islam(hanya karena gengsi, takut miskin dll). Padahal
Rasulullah SAW telah memperingatkan betapa besar dosa melakukan abortus
tanpa alasan kuat :
Untuk masalah ini Rasulullah s.a.w. pernah ditanya: dosa apakah yang
teramat besar? Jawab Nabi: yaitu engkau menyekutukan Allah padahal Dialah
yang menjadikan kamu. Kemudian apa lagi? Maka jawabnya: yaitu engkau
bunuh anakmu lantaran kamu takut dia makan bersamamu. (Riwayat Bukhari dan
Muslim).

Wassalam,
Lilik. Y


From: Herawati[SMTP:herawati@galva.co.id]

Saya barusan selesai ikut SEMINAR MENGENAI ABORSI, dengan
Pembicaranya
: Dr. Kusuma.

Seharusnya saudara-saudara dan teman-teman bisa hadir sendiri di situ,
bisa mendengarkan sendiri dan bisa melihat video yg ditunjukkannya itu

Dalam seminar itu, dijelaskan secara detil, proses pertumbuhan dan
perkembangan dari calon janin sampai janin itu dilahirkan ...
Selain itu, juga ditampilkan secara detil proses ABORSI...
Janin yg awalnya hidupnya damai, tenteram, dan kadang-kadang bergeliat
manja di dalam perut ibunya, sekejap mata terusik oleh
peralatan-peralatan ABORTUS.
Di jaman sekarang, dunia kedokteran yg telah banyak mengalami
kemajuan, teknologi yg canggih, yg memungkinkan proses ABORTUS itu
berjalan singkat dan 'aman'.
TAPI BENARKAH PROSES ABORTUS ITU BERJALAN DENGAN 'AMAN'
DAN BIASA-BIASA SAJA ???
Ukh... seandainya saja kalau Anda bisa melihat sendiri jalannya proses
abortus itu...
Weukhjhh... mungkin Anda akan terkejut sekali, muntah-muntah atau
mungkin langsung pingsan. Bukannya saya ingin melebih-lebihkan, tetapi
itulah kenyataan yg ada, tangan-tangan yg melakukan ABORTUS itu
seakan-akan hanya mengeluarkan segumpal 'sampah' dari perut seorang
wanita.

DIOBOK-OBOK, DIHISAP, DIREMUK DAN DITARIK PAKSA KELUAR DAN
DIBUANG !
Saya bisa mengatakan seperti ini, karena dalam seminar itu,
ditayangkan video mengenai proses abortus secara detil...
Diawali dengan pelebaran lubang keluar janin sampai sekitar 1 cm lebih,
dengan alat obeng busi. Setelah itu dimasukkan alat pengukur untuk
mengukur kedalaman rahim.
Kemudian alat penyedot abortus dimasukkan ke dalam rahim.
Setelah masuk, alat penyedot dihidupkan, segala cairan dihisap ke
dalam selang, daging-daging yg masih lembek dan tulang-tulang kecil pun
tidak ketinggalan dihisap oleh alat tersebut.
Lewat layar monitor, walaupun gambarnya agak kabur, namun kita bisa
melihat dengan jelas, terjadi pemberontakan di dalam sana.
Janin itu terus saja bergerak ke sana kemari, berusaha membebaskan
diri, berusaha melarikan diri. (Tetapi ke mana lagi ia musti lari ???)
Walaupun sudah berusaha keras, tetap saja tidak mampu melawan kuatnya
hisapan alat penyedot tersebut. Dan akhirnya yg tertinggal hanyalah
bagian kepalanya saja (tengkorak).
Tahap terakhir dari proses ABORTUS adalah dimasukkannya TANG ABORTUS
ke dalam rahim. Tanpa kesulitan, kepala janin yg tersisa itu langsung
tertangkap oleh tang abortus itu, dan ... krek... kepala tsb langsung
diremukkan, trus ditarik keluar dari rahim ibunya.
Dan ini ada beberapa pesan yg disampaikan oleh Dr. Kusuma: (sejauh
saya bisa mengutipnya..)

Saudara-saudara sekalian, kita mungkin sering melihat
penganiayaan-penganiayaan di jalan-jalan, korban senjata tajam, korban
pemerkosaan, dll....
Pelakunya kita kecam dan kita cap tidak peri kemanusiaan sama sekali.
Pihak berwajib menangkap mereka dan menghukumnya...
TAPI BAGAIMANA TINDAKAN ABORTUS ???
BUKANKAH HAL INI JUGA SAMA SAJA????
Bahkan lebih parah lagi, yg merupakan korban di sini adalah yg tidak
berdaya, yg sangat lemah sekali, yg sangat membutuhkan bantuan orang
lain agar ia bisa hidup... Tapi nyatanya dia diserang, diobok-obok, dan
diremukkan. Apakah janin itu menerima begitu saja ketika proses abortus
itu
berlangsung? TIDAK. Janin itu bergerak memberontak, bahkan lewat
monitor, kita bisa melihatnya mulutnya yg selalu ternganga
lebar-lebar, BERTERIAK, JANIN ITU BERTERIAK MINTA TOLONG, TETAPI
SIAPAKAH YG BISA MENDENGARNYA, SIAPAKAH YG MENOLONGNYA.....

YANG ADA
HANYA SEBUAH "SILENT SCREAMING"...
Kalau Anda sendiri yg menjadi janin itu, apakah yg akan/bisa Anda
lakukan?
Sungguh kasihan sekali janin itu, dia yg lemah, dia yg tidak tahu
apa-apa,
dia yg tidak melakukan kesalahan apa-apa, musti dilenyapkan

kehidupannya... karena apa???
HANYA DEMI NAMA BAIK?
HANYA DEMI KEHORMATAN?
HANYA DEMI MARTABAT KELUARGA??
mata calon manusia yg sedih dan penuh penderitaan itu seakan-akan
mengatakan:
"MAMA, MENGAPA ENGKAU MELAKUKAN HAL INI? APAKAH SALAHKU

PADA MAMA?"

Kita tak Sendiri


Kita Tak Sendiri
STUDIA Edisi 262/Tahun ke-6 (19 September 2005)


Kamu suka nonton pertandingan sepakbola? (mana neh para JakMania dan siapa aja yang jadi Serdadu Bonek?) Yap, dalam pertandingan sepakbola, sebuah tim terdiri dari sebelas orang, itu sebabnya disebut kesebelasan. Dari sebelas orang itu kemampuannya berbeda-beda dan sangat spesifik sesuai keahliannya. Ada yang bertugas jadi penjaga gawang. Meski ?kerjaannya' lebih banyak diem tapi bukan berarti paling enak. Tetep punya tanggung jawab di bidangnya.

Nah, karena sangat disadari betul sehebat apa pun sang penjaga gawang tetap harus dibantu pemain belakang (bek: kiri, tengah, dan kanan), malah ada juga pelatih yang memasang wing back segala. Biasanya ini untuk membantu serangan. Coba deh, Gianluigi Buffon yang jadi kiper Juventus meski doi jagoan, nggak bakalan tahan kalo tanpa dibantu Fabio Cannavaro dkk di lini belakang.

Pelapisan kekuatan itu untuk mengantisipasi kemampuan penjaga gawang yang ada batasnya. Di sinilah diperlukan kerjasama. Nggak boleh seorang striker alias penyerang merasa paling berjasa karena bisa menceploskan bola ke gawang lawan. Mustahil, tanpa dukungan semua pemain dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing bakalan menuai hasil maksimal. Kalo sendirian? Babak belur!

Kerjasama seperti ini asyik dilaksanakan dan enak buat yang nonton. Semuanya bergerak untuk menciptakan irama dan dinamika permainan yang oke punya. Bahkan, beragam pemain dengan tingkat kemampuan yang berbeda sulit disatukan jika seorang pelatih nggak ngerti en nggak menguasai teknik sepakbola dan pandai memoles sisi psikologis pemain. Iya kan?

Kemampuan dan kebijakan seorang pelatih diharapkan mampu mensinergikan kekuatan para pemain. Ada saatnya merotasi pemain jika kebetulan punya skuad banyak di satu posisi. Misalnya, ia harus pandai membujuk dan meyakinkan pemain bahwa pola rotasi yang digulirkannya tanpa maksud mengecilkan peran dari pemain tertentu. Tapi bisa dijelaskan bahwa hal itu sebagai bentuk penghematan tenaga, apalagi kompetisinya ketat seperti di Liga Inggris.

Terus kalo menghadapi pemain yang ogah dirotasi, tugas pelatih dan jajarannya untuk menjelaskan dan membantu meyakinkan bahwa keutuhan tim dan kerjasama harus dikedepankan tanpa melukai perasaan invidu pemain. Meski pada praktiknya kadang sulit dihindarkan dengan tanpa mencederai hati para pemain yang kebetulan ?tersisih' sementara. Ya, namanya juga manusia.

Itu sebabnya yang terpenting bukan sebisa mungkin berbuat adil dan menyenangkan tiap individu pemain, tapi harus diciptakan komunikasi yang terbuka. Pelatih bisa menerima kritik dan saran dari pemain, mau dan mampu mendengar keluhannya dan menentukan keputusan yang bijak dan obyektif. Pemain pun dituntut untuk berjiwa besar jika kebetulan duduk di bangku cadangan dengan alasan yang memang bisa dipertanggung-jawabkan. Bukan karena alasan politis atau karena sentimen pribadi dari pelatih atau pihak manajemen. Iya nggak?

Selain itu, suasana kompetisi yang sehat juga harus dibudayakan. Misalnya saja, bagi pemain yang bisa mencetak gol ke gawang lawan diberikan bonus tertentu. Kemudian untuk yang melakukan pelanggaran berat atau mangkir saat latihan, bisa dikenakan denda atau sanksi administratif seperti tidak boleh bermain dalam satu pertandingan. Begitu pula ?reward and punishment' diberlakukan kepada pihak manajemen. Mulai dari official tim, asisten pelatih sampe menajer tim. Rasanya, bukan mustahil jika tercipta kenyamanan karena kita bisa bekerjasama dengan baik dan benar sesuai porsi dan kemampuannya masing-masing. Oke nggak tuh?

Sobat muda muslim, belajar dari fakta tentang sepakbola di atas, rasa-rasanya kita tak perlu sedih dalam hidup ini karena memang kita tak sendiri. Adanya teman, guru, keluarga, dan orang-orang yang bisa memberikan kenyamanan, kedekatan, perhatian, kepedulian, kepercayaan akan menjadikan kita lebih berarti dalam hidup ini. Kita akan bekerjasama untuk mewujudkan impian terindah dalam hidup kita. Ya, karena kita tak sendiri.

Berbahagialah punya teman

Memiliki teman bisa menjadikan hidup lebih hidup. Minimal kita nggak kesepian di dunia ini. Kita masih punya teman untuk berbagi cerita, berbagi kesedihan, termasuk berbagi kebahagiaan. Kita, nyaris selalu merasa lega setelah berbagi dengan orang lain. Apalagi jika orang itu amat dekat dengan kita secara psikologis. Asyik tenan.

Nggak salah-salah amat kalo Alan Loy McGinnie berkomentar: ?Orang-orang dengan persahabatan yang dalam dan langgeng bisa pendiam atau suka ngobrol, bisa muda atau tua, bisa membosankan atau menarik, bisa pandai atau bodoh, bisa sederhana atau berpenampilan baik; tetapi satu karakteristik mereka yang selalu sama adalah: keterbukaan.?

Yup, benar. Keterbukaan adalah modal sebuah persahabatan. Kalo udah saling terbuka, maka kita akan tahu masing-masing dari kita. Kita jadi TST alias tahu sama tahu soal kelebihan masing-masing, termasuk kekurangan masing-masing. Kalo udah begini, biasanya kita akan saling melengkapi. Bahkan tak jarang akan memicu kita untuk saling terwarnai. Jadi jangan heran kalo ada orang yang bersahabat dengan seseorang, sampe perilaku dan gayanya mirip banget. Sulit dikatakan kalo satu sama lain saling mencontek, tapi saya yakin, mereka saling memberi insipirasi satu sama lain. Inilah enaknya bersahabat baik.

Sobat muda muslim, saya yakin banget kalo teman bisa memberikan inspirasi buat kita. Terlepas dari apakah inspirasinya salah atau benar. Kasus narkoba yang mudah menyebar lewat peer group (kelompok teman sebaya), menjadi bukti kuat bahwa kumpulan itu saling memberi warna dan inspirasi buat yang lain. Mungkin awalnya satu orang yang berani ngisep ganja, lama-lama menularkannya kepada yang lain.

Yup, banyak jalan menuju ke sana. Bisa karena sama-sama ada masalah dengan keluarganya, dan kasusnya mirip. Kemudian ketika sang teman nyandu putauw, ia terinspirasi untuk melakukan ?kegiatan' yang sama, dengan alasan temannya melakukan itu sebagai ?solusi' atas masalah yang sedang dihadapinya. Atau lihat deh gimana akrabnya Bonnie and Clyde, dua orang perampok kesohor di Amrik dulu, bahkan sempat difilmkan segala, pastinya mereka saling memberi inspirasi dalam melakukan aksi perampokannya, tapi ini inspirasi dalam kejahatan. Nah lho? Saya pernah menerima rengekan anak saya minta dibelikan sebuah makanan, ia ?terinspirasi' temannya yang telah lebih dulu mengunyah makanan yang dia maksud. Teman anak saya telah menjadi inspirasi bagi anak saya untuk berbuat hal yang sama.

Oke deh, karena teman ini sangat berpengaruh dalam hidup kita, dan bahkan mampu memberi inspirasi buat kita, tolong deh untuk membiasakan mencari teman yang baik-baik. Jadi, inspirasi yang muncul dan kita ikuti juga adalah hal yang baik-baik. Siap kan? Supaya apa? Selain berteman menjadikan kita tak merasa sendiri dalam hidup ini, juga agar pergaulan kita juga sehat. Tul nggak seh?

Tak pernah benar-benar sendiri

Sobat muda muslim, dalam hidup ini segalanya bisa saja berubah-ubah. Jalan yang kita tempuh tuh nggak lurus terus, pun nggak melulu berkelok-kelok. Itu sebabnya, jika suatu saat karena dakwah kita menyebabkan orang lain menjauhi kita, kita jangan kaget. Karena hidup tak bisa selamanya memilih dengan pilihan yang baik-baik saja menurut ukuran kita. Ini risiko yang telah kita ambil.

Risiko yang nggak jarang bikin sebagian dari kita berguguran di tengah jalan. Nggak kuat nahan bebannya. Itu sebabnya, kesabaran dan keimanan yang mantep sangat dibutuhkan dalam mengarungi medan dakwah ini. Selain itu, tentu kudu ikhlas juga dong ya.

Para pendahulu kita juga pernah mengalami hal demikian. Allah Swt. mengabadikannya dalam al-Quran: ?Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ?Bilakah datangnya pertolongan Allah?? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.? (QS al-Baqarah [2]: 214)

Beliau saw. pun pernah berdoa di kebun anggur milik seorang Nasrani, Uqbah bin Rabi'ah setelah dakwahnya di Thaif tidak mendapat sambutan, tetapi sambitan. Rasulullah saw. berdoa seperti ini: ?Ya Allah, kepadaMu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan ketidakberdayaan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Zat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Engkaulah Pelindung bagi si lemah, dan Engkau jualah Pelindungku! Kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajahMu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akhirat, dari murkaMu yang hendak Engkau turunkan kepadaKu. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan mempersalahkan diriku hingga Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apapun selain atas perkenanMu?

Meski demikian, Rasulullah saw. pun tetap semangat dan berani dalam berdakwah. Beliau pernah berkata kepada pamannya ketika diminta untuk mengurangi kegiatan dakwahnya,: ?(Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan agama ini atau aku hancur karenanya.?

Berbagai penyiksaan pun dialami para sahabatnya. Pembesar Quraisy sendiri bahkan sempat akan membunuh Muhammad. Berat juga emang. Ya, begitulah, menyampaikan kebenaran Islam kepada mereka yang mulai pudar dengan Islamnya, apalagi yang membenci Islam, akan ada aja gesekannya. Maklumlah, seperti kata pepatah ?bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kegelapan, cahaya terang memang menyilaukan?. Pantes aja kalo kita ngasih tahu sama mereka yang masih doyan maksiat, suka reaktif. Langsung kaget dan mungkin menyerang kita, dari yang sekadar umpatan sampe pukulan.

Padahal, maksud kita juga adalah menolongnya. Sekadar mengingatkannya. Dan itu bukan berarti kita udah benar en suci. Sangat boleh jadi kita juga masih perlu belajar banyak. Ya, kita sama-sama aja jalan ke arah kebaikan. Kata Kahlil Gibran, ?Engkau buta, sedangkan aku bisu tuli. Jadi mari berpegangan agar mengerti? Tul nggak?

Kesabaran dan istiqomah juga harus dimiliki setiap pegiat dakwah. Bahkan itu akan menjadi penghibur kita di kala sedih. Biarlah sekarang kita dbilangin sok tahu, mau menang sendiri, sok suci, tukang kritik orang, fanatik, fundamentalis. Meski semua itu juga nggak benar, cuma anggapan mereka yang nggak suka aja sama aktivitas dakwah. Kita nggak gentar, karena Allah menjanjikan kenikmatan dalam bentuk lain. Firman Allah Swt.: ?Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ?Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ?Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu?. (QS Fushilat [41]: 30)

Jadi jangan cemas, hanya karena dijauhi oleh orang-orang yang tak mau mendengar dakwah kita. Kita nggak pernah benar-benar sendiri kok. Karena Allah akan senantiasa bersama orang-orang yang berjuang membela agamaNya. Yakin deh. Itu sebabnya, tetap semangat! [solihin: sholihin@gmx.net]

Sedang Futur (dari situs tetangga)


SAYA INI… SEDANG FUTUR

saya ini sedang futur
terbukti dengan ogah-ogahan datang ke pengajian tiap pekan
dengan alasan klasik kuliahlah, lelahlah, kerjalah, sibuklah,inilah,itulah

saya ini sedang futur
jarang baca buku tentang Islam, lagi demen baca koran
dulu tilawah tidak pernah ketinggalan sekarang satu lembar udeh lumayan
tilawah sudah tidak berkesan, nonton layar emas ketagihan

saya ini sedang futur
mulai malas sholat malam, jarang bertafakkur
ba’da shubuh, kanan kiri salam, lantas kembali mendengkur
apalagi waktu libur, sampai menjelang dzuhur

saya ini sedang futur
lihat perut semakin buncit, karena junkfood dan pangsit
kalo infaq mulai sedikit dan mulai pelit apalagi shaum sunnah, perut rasanya ogah

ente tau ane lagi futur
sedikit dzikir, banyakan tidur belajar ngawur, IP pun hancur
shohib- shohib kagak ada yang negur

ente tau ane lagi futur
hati beku, otak ngelantur mikirin orang se-dulur, diri sendiri kagak pernah ngukur
ente taulah ane sekarang
seneng duduk di kursi goyang, perut kenyang hati melayang
mulut sibuk ngomongin orang, aib sendiri nggak kebayang

ente tau ane bengal
bangun malem sering ditinggal
otak bebal banyak mengkhayal, udeh lupa yang namanya ajal

ente tau ane begini
udah sok tau, seneng dipuji ngomong sok suci kayak murrabi, kagak ngaca diri sendiri

ente tau ane gegabah
petantang petenteng merasa gagah, diri ngaku 2x ikhwah kalo mo muhasabah,
diri ini nggak beda sama sampah

ente tau ane sekarang udah kalah di medan perang ane pengen pulang kandang,
ke tempat ane dulu dateng

saya ini sedang futur
tak lagi pandai bersyukur
seneng disanjung dikritik murung

saya ini sedang futur
malas ngurusin da’wah, rajin bikin ortu marah
sedikit sekali muhasabah, sering kali meng ghibah
ya..saya memang sedang futur

mengapa saya futur……???

mengapa tidak ada satu ikhwah pun yang menegur dan menghibur??
kenapa batas-batas mulai mengendur??
kepura-puraan, basa basi dan kekakuan subur??
kenapa di antara kita sudah tidak jujur??

kenapa ukhuwah di antara kita sudah mulai luntur??
kenapa di antara kita hanya pandai bertutur??
Ya Allah..berikan hambaMu ini pelipur
agar saya tidak semakin futur
apalagi sampai tersungkur…

nb: buat semua saudaraku….kunjungilah saudaramu tengoklah dia barang sebentar….
mungkin keimanannya sedang berada diujung tanduk
mungkin keimanannaya sedang dipertaruhkan..
raihlah dia..rengkuhlah dia
ajaklah dia bersama melihat terbitnya fajar kebangkitan Islam
ajaklah dia bersama menuju cinta NYA menuju surgaNYa menuju ampunan NYA

janganlah sibuk dengan diri sendiri pedulilah dengan sekelilingmu
pedulilah dengan mereka yang mengharap datangnya secercah cahaya
jadilah orang yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarmu

GEMBALA KAMBING


(dari milis tetangga)

Suatu hari, Ceuceu seorang mahasiswa peternakan
berpapasan dengan seorang gembala dengan kambingnya.
Ceuceu bertanya dengan takjub,
Ceuceu : “Pak, boleh nanya nih?”
Gembala: “Boleh”

Ceuceu : “Kambing-kambing bapak sehat sekali, bapak
kasih makan apa?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : “Mmm yang hitam dulu deh……..”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, dia makannya rumput
basah”
Ceuceu : “Ooohh….kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”

Ceuceu : “Hmmm….kambing- kambing ini, kuat jalan
berapa kilo pak?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : “Mmm yang hitam dulu deh……..”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, 4 km sehari”
Ceuceu : “Ooohh….kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”

Si Ceuceu mulai gondok…… ..
Ceuceu : “Kambing ini, menghasilkan banyak bulu
pertahunnya ya, pak?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang
putih?”
Ceuceu : (dengan kesalnya) “Yang hitam dulu deh….”
Gembala: “Oh, kalo yang hitam, banyak…… 10 kg/th”
Ceuceu: “Kalo yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga….”
Si Ceuceu mulai kesal: “BAPAK INI KENAPA SIH SELALU
NGEBEDAIN KAMBING JADI DUA,PADAHAL JAWABANNYA SAMA AJA
?!!!!!!!!!!? “
Gembala: “Oh, gini dik, soalnya yang hitam itu, punya
saya……”
Ceuceu : “Oh begitu pak, maafin saya kalo gitu,
habisnya saya emosi.
Kalo yang putih punya siapa, pak??”
Gembala: “Yang putih juga!!!!”

Arti Kesendirian (kiriman dari Emilia)




Sebutir air ikut mengucur dari sebuah slang air di tangan seorang tukang kebun. Ia merasa dirinya seperti kekuatan raksasa yang mampu mematahkan ranting ringkih dan dedaunan kering di kebun yang gersang, karena musim kemarau yang sangat panjang.

Tetapi, setelah slang itu terserak kembali sendiri dan menempel di sehelai daun mawar yang masih menghijau. Sebutir air itu menjadi oase kecil yang amat cantik di mata seorang pelukis yang sedang memindahkan keindahan mawar itu ke atas kanvasnya yang dipesan oleh istana untuk dihadiahkan kepada tamu negara. Dan butir air itu pun terpindahkan gambarnya menjadi puncak pesona di dalam sebuah lukisan yang membuat semua orang takjub kepada kemolekannya.

Sampai akhirnya, tetesan air itu merasa dirinya melayang-layang oleh bahagia. Karena meskipun hanya setetes dan tidak lagi terkumpul sebagai sebuah kekuatan ia masih bisa memberikan arti. Lalu, butir air itu berpikir bahwa seandainya ia tidak terpercik sendirian ke atas dedaunan, tetapi tetap berkumpul dalam sebuah kungangan air, ia mungkin hanya menjadi tempat tetas nyamuk berdarah. Jadi, alhamdulillah kesendirian punya arti yang tak kecil bila disyukuri.

cinta yang terkubur mati


Menggali cinta yang terkubur mati (dari situs tetangga)


Jarum jam yang menunjukkan pukul 11 malam sepertinya sudah tak dihiraukan oleh orang-orang yang berserakan di sepanjang jalan ini. Gelapnya malam yang dicahayai sedikit lampu temaram seperti halnya “lighting” pada film-film atau sinetron di layar kaca. Ya, orang-orang itu sedang memainkan perannya, menjadi pemeran pembantu alias para figuran malam. Aku perhatikan mereka satu per satu, oh .. kebanyakan wanita, tampaknya mereka sudah sangat piawai memainkan perannya masing-masing.

Aku dekati mereka, lalu aku tanyai salah satu di antara mereka, “Apa yang kau lakukan di sini ?” Dia menatapku dengan sinis, “aku tidak munafik, aku punya roda !”, tukasnya. Lalu aku bertanya lagi padanya, “apa yang terjadi dengan rodamu, hingga kau berada di sini ?” Lantas dia membalas, “rodaku harus berputar, jadi aku berada di sini.!” Aku membatin, lalu kulontarkan pertanyaan lagi, “kenapa harus di tempat ini?” Dia langsung membalas, “Hei, apa kau pura-pura buta, roda orang lain sibuk berputar di siang hari ke sana kemari, sementara mereka tak menyisakan jalan bagi rodaku untuk bergerak, apalagi berputar!!”

Terpecut hatiku mendengar jawaban wanita tadi. Sungguh malang nasib mereka. Lantaran pergulatan hidup yang menyebabkan rodanya berputar, membawa beban domestik di sebuah tempat penuh laknat, markas maksiat. Setiap malam mereka jajakan dirinya demi memuaskan nafsu manusia hina, pria berakhlak bejat. Dengan dalih sibuk proyek dan rapat luar kota, istri dan anak ditinggalkan dalam sebuah rumah mewah berkapasitas barang-barang manja, sementara “sang pencari nafkah utama” ini asyik bergurau mengobral cinta dengan wanita lain. Padahal cintanya sudah kadung terkubur mati. Astaghfirullah, begitu rendahnya kah?

“Wanita itu sebenarnya makhluk apa ?” tanya pria bangsa Eropa. “Mereka adalah iblis yang ditampilkan dalam wujud manusia”, jawab pria yang lainnya. Kalau memang begitu, lalu bagaimana dengan standarisasi yang diberikan oleh junjungan kita yang mulia, Rasulullah empat belas abad silam, jauh sebelum para pria Eropa itu berdialog panjang tanpa makna ? Tak kan memuliakan wanita kecuali seorang yang mulia dan tak kan menghinakan mereka, kecuali manusia yang hina pula!!

Aku ingin tahu jawaban para penguasa di negeri ini. Adakah yang peduli dengan nasib “para figuran malam itu”? Yang siang harinya malu menampakkan wajahnya, namun ketika malam tiba mereka seperti keluar dari sarangnya, maaf, menyediakan “kotak amal” sambil membuka jengkal demi jengkal kehormatan dirinya yang seharusnya mereka tutup rapat. Untuk apa? Ya.. untuk hidup, bertahan hidup. Ah… aku lupa, para pengusa sedang sibuk rupanya, saat ini mereka tengah mengurusi hal-hal yang lain. Ada anggaran dana sekian M yang harus mereka habiskan dalam akhir tahun ini, proyek apa lagi yang harus dibuat. Apa lagi yang harus di “mark up” ? Mall pusat konsumerisme paling mutakhir atau rumah mewah bernilai ratusan juta .

Ada lagi kampanye anti AIDS, dengan slogan menekankan seks aman ! Seks aman tapi bebas, begitu kukira. Padahal yang mereka gaungkan itu adalah “kau boleh lakukan, kami punya pengaman, pencegah kehamilan”. Kalau begitu apanya yang aman, seksnya yang aman ? Tetapi sadarkah bahwa pelakunya sebenarnya tidak akan aman karena di balik itu semua ada murka Allah menghadang ? Sungguh jangan sekali-kali pernah kau merasa aman dengan murka-Nya!!

Masih pada malam yang sama, menapaki jalan-jalan kota, beberapa pria nampak berdiri dan berjaga-jaga di sebuah bilangan Jakarta Pusat. Aku hentikan langkahku, ketika sebuah mobil bermerk jetset melintas dan menepi, mendekati para pria tadi. Mobil mewah itu ditumpangi sepasang muda-mudi belia yang sebaya umurnya. Sepertinya mereka tersesat Pemuda itu membuka kaca mobilnya, lalu bertanya pada pria tadi sebentar, lantas kemudian dia keluarkan beberapa ribuan. Aneh, kenapa mesti memberi mereka uang ? Lalu mobil itu pun melaju perlahan menuju suatu tempat yang ditunjukan oleh para pria itu. Selang beberapa waktu, dari arah yang berbeda, datang lagi mobil yang tak kalah licinnya, juga menghampiri para pria tadi. Penumpangnya melakukan hal yang sama. Aku semakin heran, sepertinya ada sesuatu yang aneh, janggal.

Aku beranikan diriku mendekati para pria itu untuk mendengarkan perbincangan mereka. Dan dadaku pun tersentak, astaghfirullah….Ya Allah, mereka itu juga sama seperti para wanita tadi, para “figuran malam”, yang berprofesi sebagai para calo penunjuk jalan bagi “orang-orang yang tersesat tadi’. Mereka menjadikan malam sebagai kesempatan untuk mengais rezeki dari orang-orang yang ingin mengunjungi sebuah tempat. Lalu yang menjadi pertanyaan, tempat apakah itu ? Mengapa harus malam hari dikunjungi ? Teka-teki ini harus segera dipecahkan !!

Kedua kakiku pun akhirnya tak bisa kucegah untuk terus beranjak, bergerak menyusuri alur mobil para pemuda-pemudi belia tadi. Hingga aku temukan sebuah jawaban, kenyataan yang sekian lama tersembunyi dan tertutupi oleh hingar bingar dan deru debu kepulan asap kota metropolitan Jakarta ini. Bahwa ternyata tempat yang dikunjungi oleh pemuda-pemudi bermobil jetset itu adalah sebuah rumah yang lumayan cukup besar dan megah. Sepintas memang rumah itu seperti layaknya rumah –rumah lain yang berjejer di sebelah kanan dan kirinya. Tidak menunjukan aktivitas yang berarti pada malam ini. Namun, siapa sangka, siapa yang mengira, sungguh tak ada yang menduga bahwa rumah itu sebenarnya adalah “markas pembunuhan berencana”, pembunuhan janin-janin tak berdosa yang tak diberikan hak hidup oleh darah daging mereka sendiri.Pelanggaran Hak Asasi Manusia kelas tinggi.Praktik Aborsi !!

Ya Allah…. aku harus berkata apalagi ? Setan macam apakah yang menuntun pemuda-pemudi tadi berlaku hina dan keji ? Apa yang ada di dalam benak mereka, kenikmatan sesaat ataukah hanya menuruti keinginan syahwat yang begitu mendera ? Ekspresi ilegal di ujung cinta sepasang insan manusia? Lalu, kalau sudah begitu, apakah mereka masih punya cinta ? Mengapa saling mencintai tetapi janin hasil “ekspresi cinta” itu yang harus dipertaruhkan demi cinta itu sendiri ? Mengapa ? Mengapa ? Ketahuilah, mereka sesungguhnya tidak punya cinta !! Cinta mereka sudah terkubur mati!!

Ada kenyataan lain tak bisa dipungkiri, berikut ini kisah tuan berdasi. Selamat pagi tuan, ada kesibukan apa hari ini ? “Oh.. tentu kau tahu, aku sibuk, sangat sibuk, aku harus memimpin perusahaan ini dengan kerja keras”, begitu jawaban tuan berdasi. “Aku harus memenangkan sejumlah proyek”. Dia tersenyum puas…. lalu tertawa meledak ha…ha.. ha… Aku mengernyit, tuan berdasi, kau tak perlu melanjutkan, aku sudah tahu jalan ceritanya. Kau ini memang sibuk, sangat sibuk, mengisi hari demi hari dengan harapan kau dapatkan segunung perhiasan dan intan duniawi. Aku juga tahu bahwa kesibukanmu sudah sangat tak bisa kau tinggalkan. Menumpuk, mengumpulkan dan menyimpan harta curian, sibuk korupsi sudah jadi kebiasaan.

Kemudian, kau pulang menemui istri dan anak-anakmu, mencekoki mereka dengan makanan dan minuman yang kau beli dari uang haram. Kau biarkan makanan dan minuman itu masuk menjalari kerongkongan dan perut keluargamu. Lantas… kau tak pedulikan mereka berlaku semaunya, jauh dari nilai nilai kebaikan. Istrimu yang setiap hari berdialog dengan dirinya sendiri di depan cermin. Sambil mendempuli “wajah kelamnya” dengan seperangkat kosmetika, lalu tersenyum sambil berkata , “hari ini akulah yang paling cantik”. Juga ada aktivitas yang tak kalah serunya, belanja super “wah” yang tak bisa dicegah karena sudah menjadi hobinya, atau hanya sekedar berkumpul disebuah sanggar senam bersama ibu-ibu lainnya yang “tidak punya pekerjaan” kecuali melenggangkan, melenturkan, melemaskan tubuh mereka seiring dengan gerakan musik dan bimbingan instruktur mereka Ya Allah, padahal tubuh mereka itu sangat demikian kaku untuk sekedar berdiri, ruku’ dan sujud bersimpuh kepada-Mu !!

Tuan berdasi, apa yang terjadi dengan anak-anak manjamu ? Kau juga tak hiraukan mereka ketika bahaya seks bebas mengintai, sementara angan –angan semu semakin menenggelamkan mereka dengan janji janji surga yang ditampilkan di layar televisi. Tontonan murahan, jauh dari nilai edukasi. Lalu di luar sana, komunitas “edan” menghampiri, jarum suntik dipakai silih berganti. Narkoba jadi candu dan sumber energi sehari – hari. Astaghfirullah, tuan berdasi, cintakah kau pada mereka ? Cintakah ? Kau tak bisa menjawab pertanyaanku bukan ? Aku tahu bahwa sesungguhnya kau tak mencintai mereka, karena sejatinya cintamu sudah kadung terkubur mati !!

Sekarang para penguasa…. kumohon padamu wahai para penguasa. Rakyatmu ini sudah terjatuh, jatuh dan jatuh lagi. Namun rakyatmu bukanlah terjatuh di atas jerami, melainkan jatuh di atas duri yang semakin dalam semakin tajam. Lihatlah dihadapanmu, data-data matematis dibuat untuk dijadikan informasi. “Manusia tanpa ladang rezeki”, para pengangguran melepas penat di rumah, maupun di jalan –jalan, sambil hilir mudik berusaha mencari sesuap nasi. Ada yang bimbang setengah hati, dan penuh kekhawatiran bagaimana nanti, dan akhirnya pun harus berakhir di bui karena membunuh dan mencuri. Adegan menumpahkan darah pun terjadi, untuk sebuah arogansi. Sementara para jawara-jawara korupsi berkeliaran bebas meluaskan ekspansi.

Ya Allah, aku tidak bisa memicingkan sebelah mataku hingga detik ini, aku juga tidak bisa begitu saja menyalahkan ketika kusaksikan bocah-bocah tirus itu harus rela disuapi oleh makanan apa adanya, sementara perut mereka semakin membuncit dan sorot mata semakin kuyu lantaran kurang gizi. Allah, duhai Allah…tak adakah re-generasi manusia tegas tapi lembut sepeduli Sayyidina Umar bin Khattab, yang membuktikan kesungguhan cintanya, rela merondai rakyatnya setiap malam, kemudian serta merta pergi ke gudang logistik negara untuk memanggul sendiri bahan makanan yang akan beliau serahkan untuk rakyatnya yang menderita kelaparan. Adakah sosok pemimpin yang seagung beliau ? Yang siangnya sibuk membangun negeri dan malamnya terjaga dari tidurnya karena khawatir akan keadaan rakyatnya. “Bagaimana aku bisa tidur, bagaimana, aku takut akan murka-Nya jika aku tidak bisa menjalankan tanggung jawab ini”, tegas beliau suatu hari.

Sekali lagi aku bertanya, adakah re-generasi ? Adakah yang cintanya sebesar pengorbanan beliau ? Lagi lagi jawabannya, tidak !! Cinta mereka sudah terkubur mati !!

Akhirnya aku harus mengakui bahwa semua ini, ya semua kenyataan yang kutemui adalah kumpulan dari sebuah makna yang semakin membuncah dan menggunung tinggi. Makna kezhaliman, perilaku manusia yang umum terjadi sepanjang manusia hidup di muka bumi. Bahwa apa yang dikhawatirkan para malaikat ketika mengajukan #“objection” kepada Allah Azza wa Jalla, mengenai berita akan diciptakannya manusia sebagai khalifah di muka bumi memang akhirnya menjadi kenyataan.

* “Mengapa Engkau hendak menjadikan seorang (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?”

Dan Allah pun menjawab keberatan para malaikat dengan mengatakan, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Aku tahu, semestinya kisah cinta diliputi oleh hal-hal yang menyenangkan jiwamu, melegakan dadamu, penuh syahdu lautan rindu. Namun, aku tidak bisa membalut kisah ini dengan keadaan yang serba nikmat itu. Karena yang ada dihadapanku semuanya adalah bukan cinta yang sesungguhnya, bukan cinta yang murni lahir dari Sang Pemilik Cinta. Cinta yang sebenarnya sudah mati, cintanya sudah terkubur mati !!

Ah… aku belum bisa bernapas lega, rona-rona kehidupan terus bergulir. Para figuran-figuran masih harus melakoni peran dunianya masing-masing. Sementara Pemeran Utama ini terus melangkah, menapaki jalan, menyusuri lorong demi lorong, mencari sekelumit kisah cinta malang, untuk sebuah episode, episode menggali cinta yang terkubur mati. Sebelum kutuntaskan, bolehkah aku bertanya, adakah ruang di hatimu untuk sebuah cinta ? Ataukah cintamu juga sudah terkubur mati ?

Maafkan aku, aku bukanlah siapa-siapa, hanya seorang pemeran utama dalam episode cinta ini.

------
a2n
contact available : tary_a2nhasanah@yahoo.com

Al-Qur'an, Fushshilat: 46 "Whosoever does righteous good deed, it is for (the benefit of) his own self; and whosoever does evil, it is against his own self. And Your Lord is not at all unjust to (His) servants."

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More